Dr. Ir. Widjonarko ST., MT., IPM., Ketua Fortei Regional VII periode 2022-2024 (batik putih tengah) bersama Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D (kemeja biru polos) foto bersama anggota Muswil Fortei Regional VII di Aula ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menjadi tuan rumah acara Forum Pendidikan Tinggi Elektro Indonesia (FORTEI) Regional VII Jawa Timur. Selama dua hari Fortei Regional VII menggelar kegiatan, yakni Workshop Musyawarah Wilayah (Muswil) Fortei Regional VII dilaksanakan di Kampus 1 ITN Malang pada Sabtu (07/09/2024), dan Seminar Nasional Fortei (SinarFe 7-6) di Kampus 2 ITN Malang pada Minggu (08/09/2024).

Fortei merupakan wadah komunikasi Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia. Anggota forum ini adalah perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki Program Studi Teknik Elektro dan Informatika. Untuk Regional VII wilayah Jawa Timur memiliki 55 anggota.

Musywil Fortei Regional VII Tahun 2024 mengukuhkan Dr. Eng. Ir. Komang Somawirata, ST., MT., sebagai ketua untuk periode 2024-2026. Komang merupakan Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITN Malang. Sebelum menjadi Ketua FORTEI Regional VII, Komang terlebih dulu didapuk sebagai wakil ketua periode sebelumnya (2022-2024). Pada kesempatan yang sama dipilih juga wakil ketua terpilih yaitu Kolonel Arh Dr. Ir. Nur Rachman Supadmana Muda, M.T. dari Politeknik Angkatan Darat.

Komang Somawirata menyatakan akan menjalankan dan melanjutkan program kerja yang telah berjalan. “Kemarin (saat musywil) sudah ada beberapa evaluasi dari masing-masing komisi. Kegiatan yang belum terlaksana akan kami penuhi. Kami usahakan semua kegiatan tiap-tiap komisi bisa berjalan dengan baik,” katanya saat ditemui di Kampus 2 ITN Malang, Minggu (08/09/2024).

Komang menjelaskan, dalam Fortei semua kampus baik negeri maupun swasta memiliki kesetaraan. Sama-sama memiliki pemahaman menjadi perguruan tinggi yang kuat. Dengan berkumpul di dalam Fortei antar perguruan tinggi bisa berkolaborasi dalam berbagai bidang.

Baca juga : Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa, ITN Malang Terima Hibah Laboratorium Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Menengah 20  kV dari PT Lisan Nusantara Satu

Komang mengungkapkan keprihatinannya, saat ini kampus swasta menghadapi banyak tantangan terkait student body yang menurun, sehingga mempengaruhi kinerja perguruan tinggi. Dengan berkumpul di dalam Fortei semua perguruan tinggi khususnya prodi teknik elektro bisa menghadapi tantangan bersama-sama.

“Fortei 7 sebagai jembatan penghubung antar prodi. Semoga Fortei 7 semakin sukses. Bisa berkontribusi dan menyuarakan Prodi Teknik Elektro wilayah Jawa Timur ke tingkat lebih tinggi ke Fortei Nasional. Dan Fortei Nasional bisa meneruskan ke pemerintahan,” katanya.

Dr. Eng. Ir. Komang Somawirata, ST., MT., Ketua Fortei Regional VII periode 2024-2026, bersama wakil ketua terpilih Kolonel Arh Dr. Ir. Nur Rachman Supadmana Muda, MT. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

Dr. Ir. Widjonarko, MT., IPM., Ketua Fortei Regional VII periode 2022-2024 menambahkan, Musywil ke-5 Fortei Regional VII menetapkan ketua yang diangkat dari wakil ketua periode sebelumnya, dan memilih wakil ketua baru.

“Harapannya dari wakil yang kemudian menjadi ketua dapat meneruskan program-program sebelumnya. Ada yang harus dilanjutkan karena ada capaian yang sudah disepakati bersama. Bila ada perubahan atau tambahan akan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang ada di pemerintahan,” harap Widjonarko.

Widjonarko menjelaskan kegiatan Fortei mencakup beberapa komisi, yakni bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat termasuk kolaborasi jurnal, data keanggotaan, kewirausahaan dan kerja sama. Tujuannya lebih mengarah pada mengembangkan potensi-potensi dosen baik dari sisi keahlian maupun kemasyarakatan.

“Pada sisi keahlian dosen bisa berkiprah di luar perguruan tinggi. Seperti bisa bekerja sama dengan kabupaten, kota, institusi dan lain sebagainya,” katanya.

Sebelumnya kegiatan Fortei Regional VII di ITN Malang diawali dengan uji kompetensi untuk pada dosen. Ada dua uji kompetensi, yakni bidang pembangkitan dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik. Ada sekitar 17 peserta yang mendaftar dan empat diantaranya adalah guru besar. Pelaksanaannya di Prodi Teknik Elektro ITN Malang yang telah mempunyai fasilitas tempat uji kompetensi (TUK).

Baca juga : ITN Malang Jadi Tempat Uji Kompetensi (TUK) Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Diikuti Praktisi dan Akademisi

Sementara kegiatan muswil untuk melakukan evaluasi pembelajaran, workshop dengan menampilkan bentuk evaluasi secara asesmen. Ini berguna saat menghadapi akreditasi prodi. Pasalnya pada akreditasi dituntut tiap semester menyampaikan asesmen sebagai penilaian.

“Jadi tidak perlu repot-repot saat upgrade akreditasi. Cukup dengan sebuah penilaian akhir yang sudah dilakukan asesmen, akan muncul portofolio sebagai sebuah bukti,” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)