Wicha Power Bank Wireless yang Ramah Lingkungan Buatan Mahasiswa Teknik Elektro ITN Malang

Tim PKM-KC Wicha power bank wireless Teknik Elektro S-1 ITN Malang. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Berkembangnya teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia kerap diikuti dengan kebutuhan akan jaringan internet, pengisian daya listrik, dan informasi. Pengisian daya listrik sebagai variabel penting dalam menggerakkan teknologi menjadi isu beberapa tahun terakhir. Khususnya pada pemanfaatan energi baru terbarukan. Hal inilah yang menjadi konsentrasi mahasiswa Teknik Elektro S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang).

Lewat Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) 2023, lima mahasiswa Teknik Elektro S-1 ITN Malang menciptakan alat wireless charging atau disingkat Wicha. Merupakan sebuah alat revolusi energi portabel dengan panel surya sebagai solusi pengisian baterai handphone yang mudah dan praktis.

Menurut Ketua Tim Wicha, Mochamad Basir (angkatan 2021), Wicha tercipta dari keprihatinan terhadap sesama teman. Dimana salah satu teman di teknik elektro yang memilih HP iOS kemana-mana selalu membawa power bank (sebuah perangkat untuk memasukkan energi listrik ke dalam baterai tanpa harus menghubungkan dengan outlet listrik).

“Setiap membawa power bank teman saya selalu mengeluh dengan kabel USB-nya yang selalu rewel, dan sering ganti. Dari pengalaman itu kami muncul ide untuk membuat power bank wireless charging. Dengan mengkolaborasikan photovoltaic ke dalam power bank wireless charging sebagai bentuk perkembangan lebih lanjut dalam teknologi energi terbarukan,” ujar Basir saat dihubungi lewat sambungan whatsapp, Senin (09/10/2023).

Selain Basir, anggota PKM-KC Wicha ITN Malang lainnya adalah Joni Zakariya (2021), Reiyhan Prayoga (2021), Noval Khadafi Oktaviansyah (2021), dan Kevin Nadiian Pratama (2022). Dengan dosen pembimbing Alfarid Hendro Yuwono S,  ST., MT.

Baca juga : HUT Ke-78 RI, ITN Malang Beri Penghargaan Kepada 124 Mahasiswa

Untuk membuat alat ini Tim Wicha terlebih dahulu melakukan studi literatur kemudian baru merancang dan mendesain spesifikasi produk. Alat dan bahannya sendiri mereka beli di toko online. Seperti photovoltaic, baterai li ion 3800 mAH, modul charger 18650, modul wireless charging receiver micro b, modul wireless charging receiver type c, modul wireless charging transmitter dan bahan lainya. Modul wireless receiver ini diintegrasikan untuk pengguna handphone yang masih belum support wireless. Setelah semua komponen terkumpul baru dirakit sesuai desain, dan melakukan uji coba alat sampai alat tersebut berfungsi dengan baik.

“Merakit komponen tidak ada kendala. Kesulitan kami hanya saat mendesain bodi power bank dengan capaian se-portabel dan se-estetik mungkin. Kami beberapa kali melakukan revisi dengan mencari referensi dari google (mesin pencarian di internet),” imbuhnya.

Tim Wicha Teknik Elektro S-1 ITN Malang sedang merangkai alat power bank wireless. (Foto: Istimewa)

Tantangan lainnya ada pada keutuhan tim. Pasalnya saat pengerjaan Wicha, mahasiswa ITN Malang dalam masa liburan, sehingga saat mengerjakan offline anggota tim tidak selalu lengkap. Ada yang pulang kampung, ada yang magang dan lain-lain. Jalan keluarnya adalah mereka melakukan perencanaan dan evaluasi melalui daring lewat WhatsApp maupun Zoom Meeting.

Menurut Basir cara kerja Wicha secara rinci menggunakan 3 panel surya sebagai komponen elektronika yang dapat merubah energi matahari menjadi energi listrik. Kemudian energi listrik akan diteruskan ke sebuah modul charger 5v untuk mengisi baterai yang ada di power bank. Modul charger 5v juga memiliki port USB tipe C untuk mengisi baterai power bank jika power bank tidak diisi menggunakan panel surya. Ketika baterai sudah penuh, maka alat ini sudah bisa digunakan sebagai charger wireless antar perangkat smartphone dengan menggunakan modul charger wireless. Terdapat kumparan primer dari modul charger wireless yang terhubung ke baterai power bank, dan pada kumparan sekunder akan terhubungkan ke smartphone yang tidak ada fitur charger wireless.

Sementara untuk cara memakai alat secara berurutan adalah power bank membutuhkan sinar matahari untuk mengisi daya power bank dengan cara membuka photovoltaic. Power bank ini juga bisa mengisi daya secara manual dari jaringan listrik untuk membuktikan sebagai portable. Setelah baterai penuh power bank bisa digunakan secara wireless dengan cara meletakkan handphone di atas power bank.

“Pengisian ini juga bisa memakai kabel juga. Sehingga power bank wireless charging dengan photovoltaic memiliki banyak opsi untuk pengisianya dan termasuk portable,” jelasnya.

Baca juga : Robot SAR e-Sadewa Selamatkan Korban pada Kontes Robot Indonesia 

Power bank dibuat secara portable supaya mudah dipakai dan bisa digunakan dimana saja. Dibekali dengan solar panel dan wireless charger harapannya power bank bisa memberi solusi atas penggunaan energi baru terbarukan.

“Selain portable power bank juga wireless, memakai teknologi photovoltaic bukti pengembangan renewable energi. Semoga kedepannya bisa menjadi solusi penggunaan power bank yang ramah lingkungan dan praktis dibawa kemana-mana tanpa perlu khawatir kekurangan daya,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)